Sekitar 10 tahun
yang lalu adalah saat pertama aku melihat tanaman ini. Tersebar di bawah
teduhnya rumpun bambu (ater) dengan bagian akar yang tertutup daun-daun bambu kering.
Tampak indah dengan daun bersih berwarna hijau tua dihiasi bunga-bunga kecil di
ujung daunnya...
Daunnya
mengkilat, menyala jika sinar matahari jatuh ke atasnya, bunganya putih,
bulat-bulat kecil, dan bagian batangnya berbuku-buku dengan jarak antara buku
yang satu dengan yang lain tidak sama...
Karas Tulang, demikian pamanku menyebutnya (Bahasa Sunda lokal Wanayasa). Menurutnya, dahulu tanaman inilah
yang diminta penjajah untuk dijadikan minuman layaknya teh. Tetapi di balik
itu, ternyata tumbuhan ini memang memiliki banyak khasiat, selain aroma kamfer
unik pada semua bagian tumbuhan, yang membangkitkan inspirasi...
Karas Tulang (Chloranthus Officinalis), Barau-Barau (Bahasa Filipina), ternyata dapat tumbuh dengan subur di
sini. Malah ada warga yang menanamnya sebagai tumbuhan pagar kebun, karena
tanaman ini sepertinya tidak dapat hidup di daerah yang terbuka. Ia dapat
tumbuh dengan baik dibawah naungan pepohonan lain, tidak terkena sinar matahari
langsung.
Di kampung ini karas tulang dipercaya sebagai pereda pegal-pegal pada tubuh
(badan pada sakit), dan juga sebagai deodorant. Air rebusan akar karas tulang
berbau harum khas, dan jika kita meminumnya dengan takaran yang benar, maka
keringat yang keluar dari tubuh kita pun berbau sama dengan bau aroma air
rebusan itu... Tapi awas, takarannya harus tepat, karena jika terlalu pekat,
akan menyebabkan sakit kepala/pening (aku pernah mengalaminya).
Selain itu karas tulang juga dipercaya untuk menghilangkan rasa sakit pada
persendian. Caranya dengan menempelkan daun dan batang tumbuhan yang telah
ditumbuk halus pada permukaan kulit di bagian yang terasa sakit.
Aku juga membaca bahwa tumbuhan ini dapat melancarkan air seni, dan
menambah kebugaran/miningkatkan stamina (http://ruddabby.wordpress.com/2010/04/18/keras-tulang-apakah-kerasnya-seperti-tulang/). Dan bunga karas tulang dijadikan
campuran teh untuk menambah variasi aroma di Cina. Daun nya digunakan sebagai
pengganti campuran minuman pengganti teh di Malaysia dan Indonesia.
Khasiat lain dari tumbuhan ini adalah sebagai pereda demam, malaria, luka
bakar, demam panas karena baru melahirkan (puerperal), dan bengkak-bengkak. Daun dan bunganya juga
dapat digunakan untuk obat batuk (http://stuartxchange.com/Barau-barau.html).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar