Buah konyal
dikabarkan berasal dari pegunungan Andes antara Bolivia dan Venezuela, menyebar
hingga Argentina sebelah utara dan Meksiko.
Di luar tempat
asalnya, tumbuhan ini ada di pulau Jawa, pegunungan tropis Afrika, dan
Australia yang bersuhu udara 15 hingga 18 derajat Celcius, kadar hujan 600-1000
mm per tahun, di tempat berketinggian 1700-2600 di atas permukaan air laut.
Buah konyal
berwarna jingga hingga kuning, dengan pola bintik yang tidak polos. Bentuknya
bulat rada lonjong dengan panjang antara 6,5 hingga 8 cm dengan diameter 5,1 –
7 cm. Kulit luarnya mulus dan keras, dan rapuh jika di pencet dengan keras.
Bagian dalamnya terdapat ruang kosong diselimuti lapisan kulit tipis membungkus
biji-bijinya. Bijinya berwarna hitam dan keras dibungkus dengan lapisan
transparan agak keruh mengandung gelatin yang manis rasanya. Biji dan lapisan
manis itu dapat dimakan, mengandung banyak zat gizi diantaranya Vitamin A, C,
Fosfor, Zat besi, dan kalsium.
Produsen buah
konyal diantaranya adalah Peru, Venezuela, Kolombia, Ekuador, Brazil, Afrika
Selatan, dan Kenya.
Buah konyal
umumnya dijual ke Amerika Serikat, anada, Belgia, Belanda, Swiss, dan Spanyol.
( Sumber : http://su.wikipedia.org/wiki/Konyal )
Pohon buah konyal
berbentuk tanaman merambat dengan batang keras dan sulur-sulur rambat. Daunnya
berwarna hijau tua berbentuk jari dengan ujung daun bulat, bunganya indah
berwarna putih dengan bagian tengah berwarna ungu, dengan mahkota berbentuk
seperti rambut.
Di kampung
Tanjaknangsi pohon Konyal biasanya terdapat di kebun, dibiarkan merambat pada
pagar halaman.
Dipercaya dapat
mengobati hipertensi dengan cara dikonsumsi langsung dicampur dengan gula pasir
untuk mengurangi rasa asam buah tersebut...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar