Kamis, 17 Juli 2014
Senin, 13 Januari 2014
Dandelion Warna Warni Dari Tali Rafia Bekas
Dandelion Warna-Warni
dari Tali Rafia Bekas
Sahabat punya banyak
potongan tali rafia bekas ?
Mungkin karena
ukurannya yang tanggung, terlalu pendek, atau sudah jelek, maka sahabat
mengabaikan tali rafia tersebut, dan membuangnya ke tempat sampah...
Eit, nanti dulu...
Rafia bekas ini dapat
kita sulap menjadi hiasan meja yang cukup indah...
Dengan sedikit waktu
luang, sedikit alat, dan sedikit bahan tambahan, maka kita dapat menghasilkan
sebuah karangan bunga dandelion warna-warni yang lumayan indah untuk menghiasi
meja...
Caranya ?
Gampang banget...
Sumpah, hehe...
Siapkan bahannya
yaitu potongan tali rafia bekas, kawat bendraat, kertas krep, lem kertas, foam
bunga, dan tentu saja kita harus menyiapkan vas.
Sedangkan alat yang
kita gunakan juga sangat sederhana. Kita membutuhkan tang, gunting, dan jarum
pentul...
Cara membuatnya pun
mudah...
1.
Kita lipat tali rafia sekitar 3 cm dari pangkal
hingga ujungnya. Tambahkan lagi tali rafia sewarna atau tidak sewarna
(terserah), jika dianggap kurang banyak. Untuk ketebalannya dikira-kira saja,
jangan terlalu kecil dan jangan terlalu tebal juga...
2.
Siapkan kawat sekitar 10-15 cm untuk
mengikatnya.
3.
Ikat bagian tengah rafia yang sudah kita lipat
tadi dengan menggunakan kawat bendraat, ikat yang kuat. Untuk mendapatkan
ikatan yang kuat dan rapi, kita menggunakan tang.
4.
Gunting , rapikan bagian lipatan rafia, dan
samakan panjang kedua sisinya.
5.
Mekarkan rafia tersebut dan kemudian gunakan
jarum pentul untuk menyobek-nyobek tiap lembaran rafia hingga terpecah halus.
6.
Sebagai langkah akhir, rapikan setiap sisi bunga
dandelion itu hingga berbentuk bulat,lapisi bagian batang dengan menggunakan
kertas krep, agar terlihat lebih indah...
Nah...
Mudah bukan ? Dari bahan bekas yang ada di sekitar kita,
dapat kita peroleh sebuah hiasan meja yang lumayan cantik.
Senin, 30 Desember 2013
Jumat, 11 Oktober 2013
Labu Yang Mengagumkan
Cinderella tidak
boleh pulang dari pesta setelah tengah malam jika tidak ingin kereta kencana
yang menjadi kendaraannya ke pesta sang pangeran, berubah menjadi labu.
Entah sejak kapan
awalnya, hingga aku sekarang sangat menyukai dan mengagumi buah labu. Bentuknya
besar dan unik. Rasanya manis dengan aroma yang lembut dan khas. Hmm....
Seberapa
seringkah sahabat mengkonsumsi buah labu ? Mulailah untuk menyukainya, karena
buah labu kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh kita...
Buah labu
(Curcubita) atau dalam bahasa Sunda disebut Waluh, adalah termasuk dalam suku
labu labuan (Curcubitaceae). Tumbuhan ini berasal dari benua Amerika dan
menyebar ke tempat-tempat lain yang beriklim hangat. Tumbuhan labu yang banyak
terdapat di Indonesia adalah Curcubita Moschata dan Curcubita Pepo. Berdasarkan
informasi yang aku baca dari bebrapa sumber, buah labu didatangkan ke Indonesia
diperkirakan pada abad ke 19 oleh pemerintah kolonial.
Tumbuhan labu
berbentuk tumbuhan menjalar dengan bentuk daun bersudut lima yang melebar
berbulu (tidak berbulu pada jenis labu siam). Pada batang yang menjalar muncul
sulur-sulur yang nantinya menjadi tangkai yang berfungsi pengikat/pemegang agar
batang dapat terus tumbuh menjalar dengan kuat.
Bunga labu
berwarna kuning dengan mahkota agak besar dan lebar, dan terdapat dua jenis di
dalam satu pohon labu. Salah satu jenis bunga memiliki tangkai yang panjang dan
bunga yang lain memiliki bagian bawah bunga yang menggembung yang nantinya akan
menjadi buah labu.
Dalam sejarah
kenabian, buah labu dikatakan sebagai buah/sayur kegemaran nabi Muhammad,
S.A.W. Anas Bin Malik Berkata : “Rasulullah menggemari buah labu. Apabila
dibawakan makanan atau mendapatkan undangan, aku akan mengikuti beliau dan
menghidangkan makanan itu (labu) dihadapan beliau sebab aku tau beliau
menyukainya.” (Diriwayatkan oleh Tirmizi & Ahmad).
Buah labu bahkan
disinggung di dalam Al Quran yang Mulia sebagai buah yang ditumbuhkan oleh
Allah untuk nabi Yunus, A.S.
“Dan kami tumbuhkan untuk dia (Nabi Allah Yunus a.s) sebatang pohon dari
jenis labu,” (Ash- Shaffat [37]: 146)
Menanam buah labu
tidaklah terlalu sulit. Sejak biji buah labu kita tanam, kita hanya memerlukan
3 hingga 4 bulan kemudian untuk dapat menuai hasil panen labu. Untuk satu pohon
buah labu dibutuhkan tempat untuknya merambat, oleh karena itu akan lebih baik
jika kita menanamnya di kebun yang terbuka dan memberikannya sarana berupa
tangkai tangkai kayu tempat batang nya merambat dan mengikatkan sulur.
Di
kampung-kampung, sering kita temukan pohon labu ditanam di kebun, merambat pada
ranting kayu yang sengaja diletakkan di dekat pohon labu tersebut atau sengaja
dibuatkan panggung bambu (abrak) yang diperuntukkan bagi pohon labu itu untuk
menjalar. Pohon labu sering juga
ditanam di sekitar saung yang terdapat
di persawahan, dibiarkan merambat bahkan hingga atap saung tersebut.
Daging buah labu
berwarna kuning – jingga karena mengandung beta karoten (salah satu pro vitamin
A dan juga sebagai anti oksidan). Daging buah inilah yang sering dikonsumsi
sebagai sayur, dan bahan panganan lainnya seperti kolak, wajik, atau
dodol. Biji buah labu berjumlah banyak,
berwarna putih – coklat, berada di rongga bagian tengah buah. Biji buah ini
sering disangrai dan dikonsumsi sebagai kwaci. Daun buah labu yang masih muda
(bagian pucuknya), dikonsumsi sebagai sayuran dengan terlebuh dulu membuang
bagian kulit batang luar yang berbulu. Daun buah labu yang dikukus rasanya
manis dan cocok dikonsumsi sebagai lalaban (Sunda).
Buah labu adalah
buah yang kaya akan khasiat. Daging buahnya banyak mengandung serat yang baik
bagi pencernaan dan usus. Beta karoten yang terdapat di dalam daging buahnya
membantu memperbaiki kesehatan mata, meremajakan kulit, menghaluskan kulit,
mencegah penuaan dini, mermajakan kulit yang kusam, serta memperbaiki sel tubuh
yang rusak.
Buah labu juga
mengandung vitamin C. Daging buahnya merupakan sumber kalori dengan kadar gula
yang rendah, sehingga tidak menyebabkan obesitas, namun merupakan sumber energi.
Di dalam daging buah labu juga terdapat magnesium, yang membuat saraf manusia
lebih tenang. Mungkin inilah sebabnya maka di dalam sebuah riwayat (Dalam kitab Al-Ghailaaniyyat) diceritakan:
Aishah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda "Hai Aishah apabila kau
masak gulai, maka perbanyakkan dalamnya buah labu kerana labu itu menguatkan
hati yang duka".
Dalam sumber
tulisan yang lain dikatakan bahwa mengkonsumsi buah labu juga dapat menurunkan
kadar gula dalam darah, sehingga dapat disimpukan bahwa mengkonsumsi sari buah
labu dapat mengobati diabetes.
Khasiat buah labu
tidak hanya terdapat pada buahnya saja, biji buah labu pun memiliki banyak
khasiat diantaranya menurunkan kadar glukosa dalam darah, mengurangi pembengkakan/pembesaran prostat, mengatur kadar kolesterol bagi
penderita hipertensi dan jantung (karena adanya zat yang bernama fitosterol),
serta mengurangi resiko kebotakkan pada pria. Biji buah labu juga mengandung
zat besi.
Biji buah labu
dapat digunakan untuk pengobatan pembengkakan pada sendi dan gangguan pada
paru-paru dengan cara mengkonsumsinya dalam bentuk jus.
Waw !
Sumber :
Al Quranul Karim
Langganan:
Postingan (Atom)